Awal Cerita: Nawang Wulan Turun ke Bumi
Pada zaman dahulu, di kahyangan, hidup tujuh bidadari yang sering turun mandi di telaga bumi. Salah satunya bernama Nawang Wulan, yang cantiknya luar biasa, seperti cahaya bulan jatuh ke bumi.
Suatu hari, mereka turun ke bumi untuk mandi di telaga. Namun, ada seorang pemuda desa bernama Jaka Tarub yang mengintip. Ia jatuh hati kepada Nawang Wulan. Dengan akal licik, Jaka Tarub mencuri selendang ajaib milik Nawang Wulan. Akibatnya, Nawang Wulan tidak bisa kembali ke kahyangan.
Kehidupan Bersama Jaka Tarub
Karena tidak bisa kembali, Nawang Wulan akhirnya menikah dengan Jaka Tarub. Mereka hidup bahagia dan memiliki seorang anak. Sebagai bidadari, Nawang Wulan punya ilmu memasak ajaib: ia hanya perlu sebutir beras untuk memasak sepanci nasi.
Namun, Jaka Tarub penasaran dan melanggar larangan Nawang Wulan untuk tidak membuka kukusan saat ia memasak. Saat Jaka Tarub mengintip, ilmunya hilang. Sejak itu, Nawang Wulan harus memasak dengan beras normal, dan persediaan mereka cepat habis.
Kembali Temukan Selendang
Suatu hari, Nawang Wulan menemukan selendangnya yang dulu disembunyikan Jaka Tarub. Ia sedih karena dikhianati, lalu memutuskan pergi. Tapi kali ini, ia tidak kembali ke kahyangan, melainkan berjalan tanpa arah hingga tiba di tepi Laut Selatan.
Menjadi Nyai Roro Kidul
Dalam kesedihannya, Nawang Wulan mandi di Laut Selatan. Ajaib, kekuatannya kembali, bahkan lebih besar. Ia berubah menjadi makhluk gaib penguasa lautan, dikenal sebagai Nyai Roro Kidul. Dari sana, legenda mengatakan ia menjadi penjaga Laut Selatan, anggun namun berbahaya.
Ciri Mistis dalam Versi Ini
-
Ia masih memiliki pesona bidadari tetapi dengan aura mistis laut.
-
Sering digambarkan memakai kebaya hijau, warna yang konon pantang dipakai di pantai selatan.
-
Memiliki kerajaan gaib di dasar Samudra Hindia.
Pesan Moral
-
Jangan melanggar janji dan larangan pasangan.
-
Jangan serakah dan curiga berlebihan, karena bisa merusak kebahagiaan.
-
Alam dan laut harus dihormati.
Comments
Post a Comment